gravatar

Jalan Berliku Penuh Calo Legal dan Calo Ilegal

Tahukah anda bagaimana proses perekrutan hingga pemberangkatan TKI?

Dari awal calon TKI mendaftar sampai dengan pemberangkatan, bahkan kepulangan, proses di Indonesia sangatlah berliku. Jalan yang harus dilalui sangatlah banyak dan 'aneh'. Para Pahlawan kita harus mengawali langkah dari para calo liar sampai dengan calo legal di birokrat. Para calo mengambil keuntungan yang sangat besar.

Calo Legal (baca: pengambil kebijakan yang tidak bijak)

Calo legal adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap keseluruhan proses yang harus dilalui (C)TKI. Mereka adalah pihak yang paling berwenang dan bertanggung jawab agar semua proses berjalan lancar dan teratur. Ironisnya, paradigma mereka bukannya menempatkan diri sebagai pelayan yang baik agar proses menjadi mudah, tertib dan menguntungkan TKI, mereka malahan bertindak penuh (jika tidak boleh dikatakan terlalu banyak) aturan.

"Kalo ada yang susah, mengapa mesti dibuat mudah?".



Permalink
gravatar

Pulanglah, Maka Tidak Ada yang Menolakmu...

(Juga tidak ada yang menyambutmu)

Alkisah, suatu negeri kepulauan bersebut Philpin.

Siang itu sebuah kapal besar merapat pada pelabuhan utama negeri itu. Kapal itu membawa para pekerja yang dipulangkan dari bekerja di Kerajaan Malis. Sejak jauh sebelum kapal itu merapat, keramaian luar biasa telah tampak pada pelabuhan itu. Ribuan rakyat negeri itu berbondong-bondong menyambut kepulangan para pekerja itu. Hal ini tidaklah berarti mereka menyambut sanak saudara dekat mereka. Ya, tidak semua dari penyambut itu memiliki kerabat dalam kapal itu, tapi mereka memperlakukan mereka seperti menyambut saudara sendiri bahkan laksana menyambut para pahlawan.



Permalink
gravatar

Belajar Semangat dari Para TKI

Sejumlah 1.174.013 orang Tenaga Kerja Indonesia masuk dan bekerja di Malaysia pada tahun 2006. Itu yang terhitung dan tercatat secara resmi. Yang masuk lewat jalan tikus belum dihitung. Yang kontrak abis trus belum pulang juga belum. Yang masuk berenang lewat lautan tanpa masuk ke kantor imigrasi juga belum dihitung. Pokoknya banyak. Banyak pokoknya!

Ah, mereka kan lewat jalan tikus, hanya lewat, bukan tikus. Mereka bukan tikus-tikus kantor atau tikus negara yang perutnya besar. Biarkan saja mereka melalui jalan yang bisa membawa mereka menegangkan otot-otot mereka agar bisa makan. Mereka tidak suka hanya duduk di atas kursi empuk yang basah.

Biarkan saja mereka terus bekerja, walau mereka sudah harus pulang karena putaran waktu yang diberikan telah melingkar penuh. Toh mereka tidak enak-enakan saja di sana. Mereka bekerja. Mereka profesional.

Mereka ingin merasakan kesegaran dengan berenang. Kantor imigrasi terlalu panas. Biaya membuat paspor terlalu mahal bagi mereka. Ah, tidak mahal koq. Gitu kata pemerintah. Mungkin memang benar, wong pak pemerintah menetapkan biaya juga tidak mahal. Hanya 135-an sampai 200-an ribu. Di papan pengumuman kantor imigrasi juga segitu. Tapi memang itulah gunanya papan. Bapak-bapak imigration office kan orangnya pandai-pandai. Tentunya anda-anda semua juga tahu, bahkan kenal yang namanya pak tikus.

Jangan salahkan mereka. Bila mereka yakin dengan apa yang mereka lakukan. Yah, daripada ketemu pak tikus, mending lewat jalan tikus. Atau berenang kaya tikus.

Kami hanya ingin bekerja, gitu kata mereka.


Permalink
Powered By Blogger